Kamis, 15 Agustus 2013

Kepuasan Kerja & Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Pengertian Kepuasan Kerja Dan Faktor-faktor yang sangat Mempengaruhi Kepuasan Kerja, serta Manfaat Kepuasan Kerja, Efek Kepuasan Kerja, Pengertian Pekerjaan, Pengertian kesempatan Promosi ,Pengertian Kondisi Kerja, Hakikat kerja.

 Pengertian Kepuasan Kerja


            Kepuasan kerja pada tingkat tertentu dapat mencegah karyawan untuk mencari pekerjaan diperusahaan lain. Apabila karyawan di perusahaan tersebut mendapatkan kepuasan, karyawan cenderung akan bertahan pada perusahaan walaupun tidak semua aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja terpenuhi. Karyawan yang memperoleh kepuasan dari perusahaannya akan memiliki rasa keterikatan atau komitmen lebih besar terhadap perusahaan dibanding karyawan yang tidak puas. Dengan demikian para ahli memberikan beberpa definisi tentang kepuasan kerja.

Kepuasan kerja akan mendorong karyawan untuk berprestasi lebih baik. Prestasi yang lebih baik akan menimbulkan imbalan ekonomi dan psikologis yang lebih tinggi. Apabila imbalan tersebut dipandang pantas dan adil maka timbul kepuasan yang lebih besar karena karyawan merasa bahwa mereka menerima imbalan sesuai dengan prestasinya. Sebaliknya apabila imbalan dipandang tidak sesuai dengan tingkat prestasi maka cenderung timbul ketidakpastian.
Menurut Robbins (2001:179) menyatakan bahwa “ Kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya”.
Menurut Handoko (2000:193) menyatakan bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka.
Pendapat tersebut dapat dipahami bahwa karyawan harus ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan latar belakang ketrampilannya.
Menurut Davis (2002:105) menyatakan bahwa “ kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak menyenangkan pekerjaan mereka”.
Jadi kepuasan kerja mengandung arti yang sangat penting, baik dari sisi pekerja maupun perusahaan serta bagi masyarakat secara umum. Oleh karena itu maka menciptakan keadaan yang bernilai positif dalam lingkungan kerja suatu perusahaan mutlak merupakan kewajiban dari setiap jajaran pimpinan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Herzberg  (2000:107) mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor yaitu faktor yang tidak merasa puas (dissatisfier) dan faktor orang yang merasa puas (sasstisfier) artinya ketidak puasan dan kepuasan bukan merupakan variabel yang kontinyu.
Penelitian awal Herzberg menghasilkan dua kesimpulan khusus mengenai teori tersebut yaitu:
1.    Kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job confext) yang menghasilakn ketidak puasan dikalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada, jika kondisi tersebut ada maka tidak perlu memotivasi karyawan.
2.      kondisi Instrinsik, isi pekerjaan (job contact) yang apabila ada dalam pekerjaan tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada maka tidak akan menimbulakn rasa ketidak puasan yang berlebihan.
Teori ini didasarkan pada hasil penelitian dimana ia membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu:
1.  Kelompok bukan pemuas (dissatisfier) merupakan faktor-faktor yang tidak adanya kepuasan yang terdiri dari upah, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status, prosedur pekerjaan, mutu supervisi, mutu hubungan antar pribadi diantara rekan kerja, dengan atasan dan dengan bawahan.
2.  Kelompok pemuas (sastisfier) merupakan faktor-faktor yang meliputi prestasi (achievement), pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility), kemajuan (advancement), pekerjaan itu sendiri (the work it self) dan kemungkinan berkembang (the possibility of growth).
            Sedangkan menurut Hasibuan (2005:202) menyatakan bahwa “ kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
 kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.
 kepuasan diluar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang dinikmati diluar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasannya diluar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa dari pada pelaksanaan tugas-tugasnya.
 Kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dicerminkan oleh sikap emosional yang seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya. Karyawan yang lebih menikmati kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak.
            Tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, turnover karyawan besar maka kepuasan kerja karyawan diperusahaan berkurang.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
            Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting untuk diselidiki karena terbukti besar manfaatnya baik bagi kepentingan pegawai, perusahaan atau organisasi dan masyarakat. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Hasibuan (2005:203) sebagai berikut:
a. Balas jasa yang adil dan layak
b. Penempatan yang tepat sesuai keahlian
c. Berat ringannya pekerjaan
d. Suasana dan lingkungan pekerjaan
e. Peralatan yang menjang pelaksanaan pekerjaan
f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya
g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak

Kepuasan Kerja dan Kedisiplinan
            Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan, artinya jika kepuasan diperoleh dari pekerjaan maka kedisiplinan karyawan baik. Sebaliknya jika kepuasan kerja kurang tercapai dari pekerjaannya maka kedisiplinan karyawan rendah.
Kepuasan Kerja dan Umur Karyawan
Umur karyawan mempengaruhi kepuasan kerja. Karyawan yang masih muda, tuntutan kepuasan kerjanya tinggi, sedangkan karyawan tua tuntutan kepuasan kerjanya relatif rendah.

Kepuasan Kerja dan Organisasi
            Besar-kecilnya organisasi mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Semakin besar organisasi, kepuasan kerja karyawan semakin menurun karena peran mereka semakin kecil dalam mewujudkan tujuan. Pada organisasi yang kecil kepuasan kerja karyawan akan semakin besar karena peranan mereka semakin besar dalam mewujudkan tujuan.

Kepuasan Kerja dan Kepemimpinan
            Kepuasan kerja karyawan banyak mempengaruhi sikap pimpinan dalam kepemimpinannya. Kepemimpinan partisipasi memberikan kepuasan kerja bagi karyawan karena karyawan ikut aktif dalam memberikan pendapatnya untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan. Kepemimpinan otoriter mengakibatkan kepuasan kerja karyawan rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Effendy (2000:92) sebagai berikut:
a.      Upah yang cukup
Upah yang cukup untuk kebutuhan merupakan keinginan setiap karyawan. Untuk tercapainya hal tersebut ada diantara para karyawan yang menggiatkan diri dalam bekerja atau menambah pengetahuannya dengan mengikuti kursus.
b.      Perlakuan yang adil
Setiap karyawan ingin diperlakukan secara adil, tidak saja dalam hubungannya dengan upah, tetapi juga dalam hal-hal lain, untuk dapat menciptakan persepsi yang sama antara atasan dengan bawahan mengenai makna adil yang sesungguhnya, maka perlu diadakan komunikasi yang terbuka antara mereka.
c.      Ketenangan bekerja
Setiap karyawan menginginkan ketenangan, bukan saja hubungannya dengan pekerjaan, tetapi juga menyangkut kesejahteraan keluarganya.
d.     Perasaan diakui
Pada setiap karyawan terdapt perasaan ingin diakui sebagai karyawan yang berharga dan sebagai anggota kelompok yang dihormati. Hal ini berhubungan dengan kegiatan-kegiatan diluar tugas pekerjaan, seperti : olah raga, kesenian dan lain-lain.
e.      Penghargaan atas hasil kerja
Para karyawan menginginkan agar hasil karyanya dihargai, hal ini bertujuan agar karyawan merasa senang dalam bekerja dan akan selalu bekerja dengan segiat-giatnya.
f.       Penyalur perasaan            
Perasaan tertentu yang menghinggapi para karyawan bisa menghambat gairah kerja. Hal ini dapat diatasi melalui komunikasi dua arah secara timbal balik.

            Pendapatlain dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown (2003:110) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karywan adalah:
a. Kedudukan
b. Pangkat/golongan
c. Jaminan Keuangan dan sosial
d. mutu pengawasan kerja yang dijalankan
            Seseorang karyawan akan merasa puas dalam bekerja apabila ia ditempatkan pada posisi dan golongan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi dalam hal ini manajemen juga harus melihat kemampuan karyawan tersebut agar dapat bernilai positif. Disamping itu perusahaan juga harus menyediakan jaminan keuangan dan sosial yang layak dan adil. Jaminan tersebut sangan penting artinya bagi karyawan mengingat mereka bekerja bukan untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk memberikan kehidupan yang layak pada keluarga mereka.
            Menurut Robbins (2001:181) mengatakan ada empat variabel yang berkaitan dengan kerja yang menentukan atau mendorong kepuasan kerja:
1.    Kerja yang secara mental menantang; pekerjaan-pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakannya.
2.    Ganjaran yang pantas; sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.
3.    Kondisi kerja yang mendukung; kenyamanan pribadi atau faktor-faktor lingkungan.
4.    Rekan sekerja yang mendukung; kebutuhan interaksi sosial, perilaku atasan dan minat pribadi.

Sementara itu menurut As’ad (2003:114), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja:
•         Faktor individual, meliputi umur, watak dan harapan.
•         Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat,     kesempatan berekreasi, kebebasan berpolitik, kegiatan perserikatan pekerja dan hubunan masyarakat.
•         Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah/gaji, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja dan kesempatan untuk maju.
            Selain itu juga penghargaan terhadap kecakapan hubungan sosial didalam pekerjaan, ketepatan dalam menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil, baik yang menyangkut pribadi maupun tugas.
            Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut As’ad (2003:114) yaitu:
a.       Kesempatan untuk maju, yaitu ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemempuan selama kerja.
b.      Keamanan, sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja baik bagi karyawan pria maupun wanita.
c.       Gaji/upah lebih banyak menyebabkan ketidak puasan dan jarang orang menekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
d.      Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
e.       Penawasan atau supervisi, bagi karyawan, supervisor diangap sebagai figur ayah sekaligus atasannya.Supervisi yang buruk dapat menakibatkan kemangkiran dan perputaran pegawai.
f.       Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar mudahnya serta kebanggan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan konsumen.
g.      Kondisi kerja, termasuk kondisi tempat, ventilasi, kantin serta tempat parkir.
h.      Aspek sosial dalam pekerjaan, merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor penunjang kepuasan kerja.
i.        Komunikasi, antara karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk mneyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat atau prestasi para karyawan sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
j.        Fasilitas lainnya, seperti rumah sakit, cuti, dana pensiun atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulakan kepuasan kerja.

 Manfaat Kepuasan Kerja
            Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Robinson dan Corners (2000), diperkirakan tidak kurang dari 3.350 buah artikel yang berkaitan dengan kepuasan kerja, mneyebutkan bahwa kepuasan kerja akan memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
a.            Menimbulakan peningkatan kebahagiaan hidup karyawan.
b.            Peningkatan produktivitas dan pretasi kerja.
c.             Penguranan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawan.
d.            Meningkatkan gairah dan semanat kerja.
e.            Mengurangi tingkat absensi
f.             Mengurangi labor turn over (perputaran tenaga kerja)
g.            Mengurangi tingkat kecelakaan kerja
h.            Mengurangi keselamatan kerja
i.              Meningkatkan motivasi kerja
j.             Menimbulkan kematangan psikologis.
k.            Menimbulkan sikap positif terhadap pekerjaannya.

               Beberapa faktor yang dapat digunakan oleh manajemen untuk memuaskan kebutuhan para anggota, antara lain disebutkan oleh Siagian (2002:22) yaitu :
1.      Adanya tujuan yang jelas, baik yang bersifat jangka panjang, sedang maupun jangka pendek.
2.      Proses kebijaksanaan yang melibatkan semua unsur dalam organisasi, paling sedikit sebagai sumber informasi dan input.
3.      Proses pengambilan keputusan yang demokratis dengan mendengar pendapat unsur pelakasana.
4.      Proses pelaksanaan yang didasarkan atas pembagian tugas yang jelas.
5.      Pendelegasian wewenang yang menggairahkan pengembangan daya inovasi dan kreasi anggota organisasi.
6.      Pengawasan yang bersifat mendidik atau bukan untuk mencari alasan bagi pimpinan untuk bertindak punitif.
7.      Penggunaan sistem umpan balik secara efektif dalam keseluruhan proses manajemen.

 Efek Kepuasan Kerja
            Kepuasan kerja sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan, maka manager atau pimpinan organisasi harus menciptakan lingkungan kerja yang mendukung untuk tercapainya kepuasan kerja tersebut.
            Menurut Robbins (2001:84) ada empat respon karyawan terhadap kepuasan kerja yaitu:
a.            Penilaian untuk tetap bertahan dalam organisasi.
b.            Tidak melakukan upaya menuggu baiknya kondisi organisasi secara pasif.
c.             Tidak melakukan upaya aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi.
d.            Tetap perduli dengan kondisi organisasi.
            Dalam hal ini kepuasan kerja yang tinggi diinginkan oleh para pimpinan perusahaan, karena dapat dikaitkan dengan hasil positif yang mereka harapkan. Menurut Umar (2000:36) dampak kerja perlu dipantau dengan mengaitkannya pada out put yang dihasilkan seperti:
a.            Kepuasan kerja dengan produktifitas.
b.            Kepuasan kerja dengan turn over.
c.             Kepuasan kerja dengan absensi
d.            Kepuasan kerja dengan efek lainnya seperti dengan kesehatan fisik mental, kemampuan mempelajari pekerjaan baru dan kecelakaan kerja.
            Selanjutnya Siagian (2000:113) menyatakan bahwa karyawan yang produktif adalah mereka yang merasa bahagian dalam kepentingannya.  Dari teori sumberdaya manusia diketahui bahwa terdapat empat variabel yang menjadi indikator bahagian tidaknya karyawan dalam berkarya yaitu tingkat produktifitas yang tinggi, tingkat kemangkiran yang rendah, tingkat perpindahan karyawan yang rendah dan kepuasan kerja yang tinggi.
            Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya. Manajemen harus senantiasa memonitoe kepuasan kerja, karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah personalia vital lainnya.

 Pengertian Pekerjaan
            Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya. Melalui bekerja dapat diperoleh beribu pengalaman manis maupun pahit. Dorongan bekerja bahwa hari esok harus lebih baik dari pada hari ini dituntut kerja harus kreatif dan siap menghadapi tantangan.
            Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian pekerjaan. Diantaranya menuruit Anoraga (2000:168) menyatakan bahwa ” kerja merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Kerja ini merupakan bagian yang paling dasar, dia akan memberikan status dari masyarakat yang ada dilingkungannya. Juga bisa mengikat individu lain, baik yang bekerja atau tidak sehingga kerja akan memberi isi dan makna dari kehidupan manusia yang bersangkutan”.
            Menurut Anoraga (1979:126) menyatakan bahwa ” kerja merupakan aktifitas dasar yang menjadi bagian esensial dari kehidupan manusia. Seperti halnya bermain bagi seorang kanak-kanak maka kerjapun memberikan kesenangan dan arti sendiri dalam kehidupan. Kerja memberikan status dan mengikat seseorang pada individu lain serta masyarakat. Kerja juga merupakan aktifitas sosial yang memberikan isi dan makna bagi kehidupan. Pernyataan yang menyatakan bahwa manusia tidak menyukai pekerjaannya sampai saat ini belum dapat dibuktikan. Bahwa ada aspek-aspek dalam pekerjaan yang tidak disukai memang terbukti akan tetapi secara umum orang senang bekerja dan menyukai pekerjaan.
            Menurut Hasibuan (2005:94) menyatakan bahwa ”kerja adalah pengorbanan jasa, jasmani, dan pikiran untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan prestasi tertentu”.
            Dalam bekerja, pegawai cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang menentang dalam arti pekerjaan tersebut tidak mudah tetapi mungkin dapat diselesaikan dalam memberi mereka kesempatan untuk menggunakan ketrampilan serta kemampuannya. selain itu diharapkan pekerjaan yang dimilikinya menawarkan beragam tugas dan kebebasan, baik dalam cara melakukannya maupun menyelesaikannya serta umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakannya.
            Sejalan dengan hal tersebut Hasibuan (2000:181) menyatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang terlalu rutin jarang menawarkan kesempatan untuk pertumbuhan psikologis. Sedangkan memberikan pekerjaan yang lebih menantang lebih banyak untuk masuk dan berkembang mengakibatkan meningkatnya efisiensi tugas dan kepuasan manusia.

 Pengertian kesempatan Promosi
            Promosi memberikan peran penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan penakuan mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan bersangkutan untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian promosi akan memberikan status sosial, wewenang, tanggung jawab serta penghasilan yang semakin besar bagi karyawan.
            Jika ada kesempatan bagi setiap karyawan dipromosikan berdasarkan azas keadilan dan objektifitas, karyawan akan terdorong bekerja giat, bersemangat, berdisiplin, dan berprestasi kerja sehingga sasaran perusahaan secara optimal dapat dicapai.
            Adanya kesempatan untuk dipromosikan juga akan mendorong penarikan pelamar yang semakin banyak memasukkan lamarannya sehingga pengadaan karyawan yang baik bagi perusahaan akan lebih mudah. Sebaliknya, jika kesempatan untuk dipromosikan relatif kecil/tidak ada maka gairah kerja, semangat kerja, disiplin kerja dan prestasi kerja karyawan akan menurun.
            Dengan demikian menurut para ahli kesempatan promosi memilki beberapa definisi. Diantaranya menurut siswanto (2003:258) menyatakan bahwa “ Promosi adalah proses perubahan dari satu pekerjaan kepekerjaan lain dalam hierarki werwnang dan tanggung jawab yang lebih tinggi dari pada dengan wewenang dan tanggung jawab yang telah diberikan kepada tenaga kerja pada waktu sebelumya. Masih menurut Siswanto (2003:258) menyatakan bahwa kesempatan promosi adalah proses menaikkan tenaga kerja kepada kedudukan yang lebih bertanggung jawab. Kenaikan tersebut tidak terbatas pada kedudukan manajerial saja, tetapi mencakup setiap penugasan kepa pekerjaan yang lebih berat atau kebebasab beroperasi tetapi kurang penyeliaan. Promosi biasanya diimbangi dengan kenaikan kompensasi bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
            Menurut Nitisumito (2000:134) menyatakan bahwa “ promosi adalah kegiatan pemindahan karyawan dari satu jabatan kepada jabatan yang lain yang lebih tinggi. Dengan demikian promosi akan selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Pada umumnya promosi juga diikuti dengan peningkatan pendapatan serta fasilitas lain”.
            Masih menurut Nitisumito (2000:134) menyatakan bahwa “ kesempatan promosi adalah peluang yang diberikan kepada karyawan untuk mengetahui informasi mengenai lowongan yang ada pada perusahaan.
            Menurut Hasibuan (2005:108) menyatakan bahwa promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang mempunyai status tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan kejabatan yang lebih tingi disertai dengan peningkatan gaji/upah lainnya, walaupun tidak selalu domonasi.
            Menurut Hasibuan (2005:108) menyatakan bahwa “ Promosi adalah suatu perpidahan didalam suatu organisasi dan suatu posisi ke posisi lainnya yang melibatkan baik peningkatan upah maupun status”.

Pengertian Kondisi Kerja
            Kondisi kerja sangat berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai. Bagi seseorang bekerja pada lingkungan kerja yang bersih, penerangan yang cukup, pertukaran udara yang baik, dengan perlengkapan kerja yang memadai pasti akan menimbulkan rasa senang. Rasa senang ini akan mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih bersemangat dan bergairah. Sebaliknya tempat atau lingkungan kerja yang buruk dalam arti kebersihan dan keselamatan kerjanya serta kelengkapan kerjanya sangat kurang akan mengurangi semangat kerja yang ada.
            Bila memungkinkan perusahaan hendaknya dapat menyediakan fasilitas-fasilitas lain disamping kondisi kerja diatas seperti balai pengobatan, ruang ibadah, kamar mandi yang bersih, jaminan pendidikan untuk anak pegawai, tempat olah raga, dan sebagainya untuk lebih meningkatkan semangat kerja yang akhirnya akan berdampak pada kepuasan kerja karyawan. Dengan demikian Komaruddin (2001:927) menyatakan bahwa kondisi kerja adalah suasana yang berhubungan dengan tempat pekerja bertugas. Dalam pengertian ini biasanya hanya diperhitungkan suasana fisik tempat petugas bekerja”.

 Hakikat kerja
            Dalam kehidupan manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan yang dinamakan kerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri denan buah kerja yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan.
            Menurut As’ad (2003:45) menyatakan faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam bekerja mengandung unsur suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Namun demikian dibalik dari tujuan yan tidak langsung orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang berupa financial akan menggantungkan hidupnya pada perusahaan dengan menerima upah atau gaji dari hasil kerjanya itu. Jadi pada hakikatnya orang bekerja, tidak saja mempertahankan hidupnya tetapi juga bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.
            Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bekerja adalah aktivitas manusia baik fisik maupun mental yang pada dasarnya adalah bawaan dan mempunyai tujuan yaitu mendapatkan kepuasan. Ini tidak berarti bahwa semua aktifitas adalah bekerja, hal ini tergantung pada motivasi yang mendasari dilingkungan aktivitas tersebut.


7 komentar:

  1. maaf saya ingin meminta referensi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Hasibuan (2005). terima kasih

    BalasHapus
  2. Kurang adanya daftar pustaka menyulitkan orang lain untuk mencari sumber

    BalasHapus
  3. Kurang adanya daftar pustaka menyulitkan orang lain untuk mencari sumber

    BalasHapus
  4. bisa mnta tolong yang ada indikator kepuasan kerja menurut robins 2013

    BalasHapus
  5. adakah ukuran secara angka yang menggambarkan kepuasan kerja ya?
    thank

    BalasHapus
  6. gaji juga faktor yang bisa dijadikan sebagai motivasi seorang karyawan.

    BalasHapus